BEBERAPA PENYAKIT TERNAK BABI
PENYAKIT BABI
Pada prinsipnya
penyakit yang menyerang babi bisa digolongkan menjadi dua:
1.
Penyakit
tak menular
Misalnya
penyakit akibat kekurangan zat-zat makanan tertentu (deficiency) seperti
anemia, bulu rontok, rachitis, keracunan, dll
2. Penyakit menular
Yakni
penyakit yang disebabkan oleh gangguan dari suatu organisme (bakteri, virus dan
parasit) seperti cacing, kutu, dll.
Selanjutnya dibawah ini
akan diutarakan beberapa penyakit, baik tak menular yang biasa menimpa dan
merugikan usaha ternak babi.
1.
Anemia (penyakit kekurangan darah)
Penyakit ini banyak dialami oleh babi-babi kecil, sekitar
umur 3 minggu.
Penyebab:
·
Biasanya
kekurangan zat besi dan tembaga, dimana babi tak ada kesempatan mendapatkan
tambahan mineral dari dalam tanah.
·
Babi
induk air susunya hanya sedikit mengandung zat besi.
Gejalanya:
·
Pucat
·
Diare
(mencret)
·
Pertumbuhan
terganggu dan kekurangan berat badan
·
Babi
banyak berbaring dan buang kotoran disekitar tempat mereka berbaring.
Pencegahan dan
pengobatan:
·
Babi
bunting diberi makanan tambahan mineral yang bnayak mengandung zat besi dan
tembaga.
·
Anak
babi bisa diberi zat besi dan tembaga dengan jalan injeksi: misalnya pigdex,
dengan dosis:
a.
pencegahan anak babi umur 2-4 hari 1cc per ekor
b.
penyembuhan umur 5-28 hari 1-2 cc/ekor yang diberi dengan cara injeksi
intramuscular dibagian pantat.
Catatan:
·
Anemia
yang akut dapat menimbulkan kematian dengan tiba-tiba.
·
Sedang
yang kronis bisa mengakibatkan babi menderita scours (mencret)
2.
Agalactia
Penyakit ini adalah penyakit babi induk yang habis
melahirkan dimana mengalami kegagalan didalam mengeluarkan atau memproduksi air
susu.
Penyebabnya: tidaklah
selalu sama dengan kata lain dan berbagai sebab:
·
Oleh
Eshericho coli
·
Karena
keracunan didalam usus akibat kontaminasi (tak biasa buang kotoran), yang
kemudian terus diikuti dengan hilangnya nabsu makan dan kadang-kadang panas
guna mengatasi konstipasi bisa diberi obat peluncur, misalnya: garam inggris
·
Akibat
peradangan pada uterus (metritis). Ternak yang bersangkutan sakit kehilangan
nabsu makan temperatur tubuh naik: 106oF yang normal 102 – 1030F.
Dari vulva keluar cairan yang berwarna kemerahan atau kekuningan. Peradangan
uterus ini biasanya diikuti peradangan ambing (mastitis) mengakibatkan
kegagalan air susu (Agalactia), maka penyakit ini juga disebut MMA Complek
(Mastitis Metritis Agalactia Complek).
Gejala umum:
·
Gejala
pertama biasanya nampak 3 hari sesudah melahirkan, walaupun sering dapat
terlihat belum melahirkan atau sebelum anak-anak disapih.
·
Temperatur
103 – 106oF.
·
Babi
tak mau makan, air susu sedikit atau gagal sama sekali.
·
Dari
vagina keluar nanah (pus) berwarna keputihan atau kekuning-kuningan.
·
Anak
babi mencret.
·
Kadang-kadang
tidak diketahui sampai anak babi kelaparan.
Pencegahan dan
pengobatan:
·
Makanan
baik, dan kebersihan harus terjamin
·
untuk
menghindarkan konstipasi, babi bisa diberi obat peluncur, atau cairan gula
(gula tebu) 6-10%, pada ransum, garam inggris.
·
Pengobatan,
tetapi tak selalu efektif: dengan injeksi antibiotik (penicilin, penstrep,
terramycin, sulmet)
Catatan:
·
Untuk
menstimulir air susu bisa diberi suntikan dengan Oxytocin 5-10 I.U dan 25 mg
stillbestrol.
·
Peristiwa
ini akan menimpa semua anak babi yang melahirkan . oleh karena itu anak babi
harus diberi susu extra.
3.
Rheumatik
Penyebab:
·
Babi
kurang mendapat sinar matahari, adanya udara lembab, dan ventilasi yang kurang
sempurna merupakan penyebab faktor yang penting.
·
Makanan
serba kurang baik
·
Ternak
sering menderita Erysipelas.
Gejala:
·
Napsu
makan berkurang dan kehilangan berat badan
·
Konstipasi,
dan air kencing agak menjadi keruh.
·
Sering
menunjukkan gejala dimana babi selalu berbaring dan berteriak bila ditekan
urat-urat sepanjang tulang belakang.
Pencegahan dan
pengobatan:
·
Ransum
harus baik, lebih-lebih vitamin A dan D haris cukup.
·
Kandang
bersih, hangat dan kering
·
Pengobatan
dengan penicilin injeksi dan sulfa
4.
Scours (mencret)
Scours adalah suatu gejala penyakit enteritis yang
ditandai adanya peradangan usus, scours banyak menyerang anak babi atau babi –babi
muda.
Penyebab:
Untuk mengetahui penyebab dan
gejalanya secara khusus sangat sulit, karena sebenarnya scour itu ada berbagai
tipe yang masing2 penyebabnya tak sama. Akan tetapi perlu diketahui bahwa yang
mempercepat scours atau enteritis ini adalah karena sanitasi kurang
diperhatikan, kelembaban udara, kedinginan, alas kandang kurang, makanan yang
tak memenuhi syarat, kurang zat besi (anemia), stress.
Tipe-tipe scours atau
enteritis:
1.
Non
Infectious Enteritis, jenis penyakit ini pertama-tama timbul akibat makanan
yang tak menjamin, terutama kekurangan vitamin B, yang mengakibatkan scours.
Walaupun scours ini tak berinfeksi (Non Infectious Scours) tetapi sangat
mengurangi daya tahan tubuh yang akhirnya mudah kena infeksi enteritis dan
penyakit lain.
2. Infectious Enteritis
a.
Nonspectious
Enteritis
Penyakit ini
disebabkan oleh berbagai jenis bakteri (tak khusus oleh salah satu bakteri),
yang sudah berjangkit akibat stress.
b.
Necrotic
Enteritis; sering disebut NECRO yang disebabkan oleh bakteri Salmonella.
-
Banyak
menyerang babi umur 2-6 bulan
-
Kotoran
berbau busuk, dan berwarna agak hitam keabuan
-
Kotoran
sering bercampur jaringan2 usus yang telah lepas.
c.
Desentri
Yakni scours
yang berinfeksi parah. Kadang2 penyakit ini disebut BLOODY atau BLACK SCOURS,
yang disebabkan oleh bakteri vibrio dan bisa dari bakteri lain (salmonella
bakteri). Bakteri ini mengakibatkan mencret berdarah yang sangat membahayakan
atau menimbulkan kematian.
d.
Transmisible
Gastro Enteritis (T.G.E)
Yakni
penyakit Enteritis yang disebabkan oleh virus. Babi disegala umur bisa diserang
TGE pada babi muda kematian akibat TGE bisa mencapai 100%.
Pencegahan dan
pengobatan:
·
Menjaga
kebersihan kandang dengan menggunakan desinfektan (lysol, creolin, dsb) untuk
menyemprot dan kandang selalu kering.
·
Terhadap
anak babi, hendaknya selalu diberi alas lantai dari rumput, brambut, serbuk
gergaji, dsb, yang selalu diganti agar mereka tetap hangat dan bersih.
·
Makanan
diberi TM 10 dengan dosis 5-10 gram per 100 kg ransum, atau Aureomycin.
·
Pengobatan
dengan:
-
Sulmet
injeksi; Aureomycin Soluble Powder pada air minum.
-
Aureomycin
selama 15 hari ( dosis biasanya ada petunjuk dari perusahaan)
-
Antibiotic
lainnya (Penstrep, Penisilin, Terramycin, Sul-Q-Nox, Noxal)
Catatan:
1.
Stress:
ialah tekanan jiwa pada diri ternak yang sangat merugikan akibat terkejut
diperjalanan (transport), kedinginan, penyapihan, kastrasi, vaksinasi,
pergantian udara, atau pergantian makanan yang mendadak.
2. Dosis Aureomycin:
a.
Pencegahan: 1 sendok teh Aureomycin Soluble Powder dalam 8 liter air minum.
b.
Penyembuhan: 2 sendok teh Aureomycin Soluble Powder dalam 4 liter air minum.
5.
White Scours (Mencret Putih)
Penyebab: Escherichia
coli
Bakteri ini bisa masuk lewat tali
pusat yang sakit (infeksi). Dan biasanya babi kecil mudah menderita mencret
putih akibat mereka kedinginan, lantai lembab, makanan induk jelek, dsb. Atau
anak babi terlampau banyak menyusu.
Gejala:
·
Kotoran
merupakan cairan yang berwarna putih seperti kapur.
·
Tak
mau menyusu terhadap induk dan nampak sangat lemah.
·
Kepala
ditindukkan
Pencegahan dan
pengobatan:
·
Kandang
diusahakan selalu kering dan hangat, lantai diberi alas dan sering ganti, tidak
sampai menjadi kotor ataupun basah akibat air kencing
·
Makanan
diberi tambahan aureomycin, TM 10.
Catatan: White Scours
biasanya diikuti penyakit anemia, TGE, Necro, Desentri dan penyakit lainnya.
6.
Cholera
Penyebab: Virus
Gejala:
·
Temperatur
tubuh naik 104-1080F.
·
Napsu
makan hilang dan lemah, sehingga tak mau makan tetapi minum cukup banyak
·
Terhuyung-huyung
·
Pada
tubuh bagian bawah (sekitar perut) berwarna merah keunguan seperti Erysipelas.
·
Kadang2
seperti kedinginan yang menyebabkan babi berjejal-jejal atau saling berimpitan.
Pencegahan dan
pengobatan:
Vaksinasi dengan Serum Anti Cholera
Babi atau Rovac Hog Cholera. Sesudah babi berumur 6 minggu, diulangi setahun
sekali. Babi-babi dara atau induk sebaiknya 3 minggu sebelum dikawinkan,
sedangkan pejantan bisa sewaktu-waktu.
7.
Brucellosis ( Keguguran Menular)
Pada babi, penyakit ini bisa kronis atau subkronis. Yang
diserang alat reproduksi (uterus, ambing, testis).
Penyebab: Brusella suis
Gejala:
·
Sebenarnya
gelajanya sulit ditentukan karena sering tak jelas, dimana semua penderita itu
selalu mengalami abortus dan sebaliknya yang bukan Brucellosis pun bisa
abortus. Akan tetapi secara umum bisa dilihat tanda-tanda sbb:
·
Keguguran,
anak mati didalam kandungan atau sangat lemah.
·
Pada
jantan atau induk bisa steril yang sifatnya bisa sementara atau permanen;
kadang2 lumpuh pada kaki belakang; jantan ada gejala radang testis.
Pencegahan dan
pengobatan:
·
Sanitasi
·
Belilah
bibit yang bebas dari penyakit Brucellosis
·
Vaksinasi
·
Obat
belum diketemukan
8.
Pneumonia (Penyakit Radang Paru-Paru)
Pneumoni: suatu penyakit yang bisa menyerang segala
binatang, termasuk ternak babi. Bila tanpa pengobatan, 50-70%nmakan mati.
Penyebab:
Mikroorganisme, virus, cacing paru-paru (lungworms).
Gejala:
Yang
mempercepat berjangkitnya penyakit ini ialah akibat ternak stress (kedinginan,
dll). Sehingga mudah terinfeksi yang menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut:
·
Batuk-batuk,
pernapasan berbunyi dan terengah-engah, pernapasan cepat dan dangkal.
·
Pada
penderita kaki nampak terbuka lebar.
·
Konstipasi
·
Napsu
makan hilang
·
Temperatur
tubuh tinggi, moncong dan hidung panas serta kering
·
Kulit
dan bulu kasar, kering.
Pencegahan dan
pengobatan:
·
Pemeliharaan
yang baik terutama kebersihan didalam kandang dan sekelilingnya.
·
Yang
sakit ditempat yang bersih, dan tak berangin/
·
Makanan
yang mudah dicerna dan diberi Aureomycin atau TM 10, guna mencegah infeksi pada
saat stress
·
Pengobatan
dengan terramycin atau sulmet injeksi; agribon (mengandung sulfadimethoxine,
vitamin A dan K)
Catatan:
Dosis Agribon: 1 gr agribon per 10 kg
berat badan, setelah 24 jam 0,5 per 50 kg berat badan setiap hari selama 3 hari
berturut-turut atau sampai sembuh.
9.
Erysipelas
Penyebab: Erysipelothrix insidiosa,
bakteri ini sering terdapat pada usus kelenjar leher, radang empedu.
Gejala: penyakit ini
ada 3 bentuk.
1.
Akut
·
Menyerupai
babi yang menderita cholera
·
Temperatur
tubuh tinggi (40oC)
·
Penderita
menyendiri selalu berbaring tetapi ada yang masih gesit dan bila didekati merasa terganggu, lalu pindah
tempat sambil teriak kesakitan
·
Bila
berjalan, kaki menunjukkan kekakuan, terhuyung-huyung atau jatuh atau kadang2
lumpuh.
·
Nafsu
makan turun atau tak makan sama sekali.
·
Kotoran
keras, dan bagi babi muda encer
·
Kulit
(diamond skin) nampak pada hari ke 2-3 sesudah inkubasi, yakni kulit luka
kecil, berwarna merah muda, kemudian menjadi ungu tua, bila diraba keras.
Biasanya pada bahu, samping tubuh dan perut.
·
Sering
mendengkur, karena hidung bengkak.
·
Diikuti
dengan kematian yang tiba-tiba.
2. Subakut
·
Tanda-tandanya
seperti pada yang akut, tetapi tidak begitu ganas bila dibandingkan dengan yang
akut. Temperatur tak begitu tinggi, dan sering2 napsu makan masih normal.
·
Beberapa
luka nampak seperti segi empat, apabila mengering, pada telinga, ekor, bisa
mengelupas.
·
Bila
tak berkomplikasi, biasanya sembuh.
3. Kronis
·
Yang
kronis biasanya mendapat serangan lokal seperti pada jantung atau persendian
lutut, tumit kaki belakang dan kuku, sehingga mengakibatkan kelumpuhan.
Pencegahan dan
pengobatan:
·
Karena
organisme itu dapat menyebar didalam tanah ataupun pada ternak, maka agak sulit
dilakukan pencegahan.
·
Bila
ada yang menderita serangan penyakit tersebut, harus segera di isolasi.
·
Obat
dengan serum Erysipelas (Susserin), injeksi subcutaneous atau intrapenous.
Dosis tergantung berat badan, 10-40 cc atau lebih
·
Bisa
diberi sulfa, penicilin, streptomycin.
10.
penyakit Mulut dan Kuku (Apthae Epizootticae = AE)
Penyakit ini mudah menyerang pada babi, lembu dan
kambing.
Penyebab: Virus, oleh
karena itu cepat menular.
Gejala: Nampak
perubahan pada mulut dan kuku
·
Pada
mulut:
a.
Selaput
lendir dalam mulut, bibir, langit-langit, lidah dan pada gusi timbul lepuh
merah yang berisi cairan kuning sesudah 2-3 hari.
b.
Sering
mulut keluar ludah seperti benang bercampur lendir atau berbuih.
·
Timbul
luka-luka diantara kuku dan kulit-kulit kaki, akibatnya pincang dan berbaring
saja.
·
Kadang2
pada ambing timbul luka dan lepuh juga
·
Temperatur
tubuh naik dan napsu makan hilang.
Pencegahan dan
pengobatan:
·
Semua
kandang beserta peralatannya harus selalu bersih, didesinfektir (cairan caustic
soda 2%)
·
Ternak
yang mati akibat AE harus ditanam
·
Vaksinasi
setahun sekali
·
Obat
antibiotic (penicilin powder); obat khusus belum diketahui.
11.
Penyakit Cacing Bulat (Ascarids = Roundworm)
Cacing ini bentuknya bulat seperti cacing pada manusia.
Bentuknya bulat seperti pensil.
Cacing banyak menyerang
pada babi-babi muda dan banyak menimbulkan kematian.
Gejala:
·
Timbul
gejala pneumonia, bila mendapat serangan larva hebat.
·
Pertumbuhan
sangat lambat
·
Anak
babi menjadi kurus dan perut buncit
·
Mencret
dan napsu makan berkurang
·
Selaput
mata pucat.
Pencegahan dan
pengobatan:
·
Kandang
harus bersih, dengan disemprot desinfektan (lysol,kreolin, yodofoor)
·
Kalau
anak babi hendak dilepas, jangan dilepas ditempat yang biasa untuk mengumbar
babi-babi dewasa.
·
Pengobatan
dengan piperazine yang dilarutkan air. Dosis tergantung berat badan: biasanya
ada keterangan dari perusahaan.
Catatan:
siklus hidup cacing
Ascarids
1.
larva
bersama makanan dan air minum masuk pada tubuh babi.
2. Telur berada dalam usus halus. Dari
usus terus menembus dinding usus, ikut aliran darah menuju hati.
3. Dari hati, larva masuk atau menuju
kejantung bersama aliran darah.
4. Dari jantung terus ke paru-paru dan
menjadi lebih dewasa.
5. Sesudah beberapa hari berada di
paru-paru, larva masuk lubang pernapasan. Dari sini dikembalikan (ditelan)
terus menuju keperut dan usus halus. Pada usus halus mereka tinggal menetap
menjadi dewasa dan bertelur.
6. Telur keluar bersama kotoranrumahidaman2012@yahoo.com
7.
Telur
diluar tubuh, tahan terhadap lingkungan luar. Ditempat yang basah dan hangat,
telur-telur tadi menetas menjadi larva-larva kecil dan menunggu kesempatan baik
masuk kedalam tubuh.
12.
Scabies (kudis)
Penyebab: Semacam kutu
kecil, yang tak terlihat oleh mata. Ada 2 macam kutu, yakni:
·
Menyebabkan
kulit yang digigit itu berlubang, merusakkan kulit dan kuku itu mengeluarkan
racun.
·
Menggigit,
terus menghisap darah tanpa membuat lubang pada kulit.
Sering keduanya berkombinasi, sehingga
mengakibatkan penderita menjadi lebih parah.
Penyakit ini mudah berjangkit atau
menular pada babi muda ataupun babiyang kekurangan zat-zat makanan yang
diperlukan.
Tanda-tanda:
·
Penderita
makannya tidak sebagaimana semestinya, agak berkurang, sehingga pertumbuhan
kurang normal.
·
Nampak
suatu goresan yang gatal, karena kutu menembus kulit.
·
Permukaan
kulit yang sakit timbul keruping yang tebal; keras, kencang dan kulit berkerut
(melipat).
Pencegahan dan
pengobatan:
·
Ternak
yang sakit harus diisolasi, supaya tak menular kepada yang lain.
·
Kandang
harus dibersihkan, disemprot atau didesinfektan dengan lysol, kreolin, dll.
Sebab walaupun babi yang sakit diobati, apabila kandang masih kotor atau pada
dinding masih banyak kutu-kutunya, maka pengobatan tersebut kurang
menguntungkan.
·
Pengobatan
dengan Scabisix, dilumaskan pada kulit dan diulangi sampai sembuh. Dosis 10cc
Scabisix dicampur 1 liter air (30 hari sebelum dipotong tak boleh dipakai).
Sumber : Seri Budidaya “Usaha Ternak Babi”
(buku pegangan)
Oleh : AAK
Penerbit : Kanisius, 2010
Kak mau tanya..kalau cara pengobatan induk babi hamil 2 bulan yang terkena cholera bagaimana ya?
ReplyDeleteMohon dibalas kak..
Terimakasih