Estrus yang dikenal dengan istilah birahi yaitu suatu
periode secara psikologis maupun fisiologis pada hewan betina yang bersedia
menerima pejantan untuk kopulasi. Siklus estrus dibagi menjadi beberapa fase
yang dapat dibedakan dengan jelas yang disebut proestrus, estrus, metestrus dan
diestrus (Frandson, 1996).
Estrus merupakan periode seksual yang sangat jelas
yang disebabkan oleh tingginya level estradiol, folikel de Graaf membesar dan
menjadi matang, uterus berkontraksi dan ovum mengalami perubahan kearah
pematangan. Metestrus adalah periode dimana korpus luteum bertambah cepat dari
sel-sel graulose folikel yang telah pecah dibawah pengaruh Luteinizing
hormone (LH) dari adenohyphophysa. Diestrus adalah
periode terlama dalam siklus estrus dimana korpus luteum menjadi matang dan
pengaruh progesterone terhadap saluran reproduksi menjadi nyata. Diestrus
adalah periode dimana folikel de Graaf bertumbuh dibawah pengaruh follicle
stimulating hormone (FSH) dan menghasilkan sejumlah estradiol
bertambah.
Siklus birahi pada setiap hewan berbeda antara satu
sama lain tergantung dari bangsa, umur, dan spesies (Partodiharjo, 1992).
Interval antara timbulnya satu periode berahi ke permulaan periode berikutnya
disebut sebagai suatu siklus berahi. Siklus berahi pada dasarnya dibagi menjadi
4 fase atau periode yaitu ; proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus
(Marawali, dkk., 2001; Sonjaya, 2005). Berikut ini adalah keadaan korpus luteum
dan folikel pada ovarium sapi selama siklus estrus.
Proestrus
Proestrus adalah fase sebelum estrus yaitu periode
pada saat folikel de graaf tumbuh di bawah pengaruh FSH dan menghasilkan
sejumlah estradiol yang semakin bertambah (Marawali, dkk, 2001).
Estradiol meningkatkan jumlah suplai darah ke saluran alat kelamin dan
meningkatkan perkembangan estrus, vagina, tuba fallopi, folikel ovarium
(Toelihere, 1985).
Fase yang pertama kali dari
siklus estrus ini dianggap sebagai fase penumpukan atau pemantapan dimana folikel
ovarium yang berisi ovum membesar terutama karena meningkatnya cairan folikel
yang berisi cairan estrogenik. Estrogen yang diserap dari folikel ke dalam
aliran darah merangsang peningkatam vaskularisasi dan pertumbuhan sel genital
dalam persiapan untuk birahi dan kebuntingan yang terjadi (Frandson, 1992).
Pada fase ini akan terlihat
perubahan pada alat kelamin luar dan terjadi perubahan-perubahan tingkah laku
dimana hewan betina gelisah dan sering mengeluarkan suara-suara yang tidak
biasa terdengar (Partodiharjo, 1980).
Estrus
Estrus adalah periode yang
ditandai dengan penerimaan pejantan oleh hewan betina untuk berkopulasi. Pada
umumnya memperlihatkan tanda-tanda gelisah, nafsu makan turun atau hilang sama
sekali, menghampiri pejantan dan tidak lari bila pejantan menungganginya.
Menurut Frandson (1992), fase estrus ditandai dengan sapi yang berusaha dinaiki
oleh sapi pejantan, keluarnya cairan bening dari vulva dan peningkatan
sirkulasi sehingga tampak merah. Pada saat itu, keseimbangan hormon hipofisa
bergeser dari FSH ke LH yang mengakibatkan peningkatan LH, hormon ini akan
membantu terjadinya ovulasi dan pembentukan korpus luteum yang terlihat pada
masa sesudah estrus. Proses ovulasi akan diulang kembali secara teratur setiap
jangka waktu yang tetap yaitu satu siklus birahi. Pengamatan birahi pada ternak
sebaiknya dilakukan dua kali, yaitu pagi dan sore sehingga adanya birahi dapat
teramati dan tidak terlewatkan (Salisbury dan Vandenmark, 1978).
Metestrus
Metestrus ditandai dengan
berhentinya puncak estrus dan bekas folikel setelah ovulasi mengecil dan
berhentinya pengeluaran lendir (Salisbury dan Vandenmark, 1978). Selama
metestrus, rongga yang ditinggalkan oleh pemecahan folikel mulai terisi dengan
darah. Darah membentuk struktur yang disebut korpus hemoragikum. Setelah
sekitar 5 hari, korpus hemoragikum mulai berubah menjadi jaringan luteal,
menghasilkan korpus luteum atau Cl. Fase ini sebagian besar berada dibawah
pengaruh progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum (Frandson, 1992). Progesteron
menghambat sekeresi FSH oleh pituitari anterior sehingga menghambat pertumbuhan
folikel ovarium dan mencegah terjadinya estrus. Pada masa ini terjadi ovulasi,
kurang lebih 10-12 jam sesudah estrus, kira-kira 24 sampai 48 jam sesudah
birahi.
Diestrus
Diestrus adalah periode terakhir
dan terlama pada siklus berahi, korpus luteum menjadi matang dan pengaruh
progesteron terhadap saluran reproduksi menjadi nyata (Marawali, dkk, 2001).
Ovulasi
Proses ovulasi dapat
didefinisikan terlemparnya cairan folikel serta ovum ke rongga peritoneal
disekitar inpendibullum oviduk atau tuba uterin. Kebanyakan hewan mamalia,
ovulasi sangat berkaitan dengan birahi (estrus) karena absorbsi sejumlah besar
estrogen ke dalam aliran darah terjadi sesaat sebelum ovulasi (Frandson, 1996).
Menurut Toelihere (1993) ovulasi
didefinisikan sebagai pelepasan ovum dari folikel de Graaf dan secara umum
dikenal bahwa ovulasi disimulir oleh LH, tetapi mekanisme yang sebenarnya tidak
diketahui, mungkin LH menyebabkan pengendoran dinding folikel sehingga
lapisan-lapisan pecah dan melepaskan ovum dan cairan folikel.
Apabila tidak terjadi
fertilisasi, korpus luteum berregresi yang disebut korpus albican. Korpus
albican ini dimulai regresi 14-15 hari sesudah estrus. Namun jika terjadi
fertilisasi lalu kebuntingan korpus luteum akan terus bertahan selama
kebuntingan sebagai korpus luteum kebuntingan yanga menghasilkan hormon
progesteron untuk mempertahankan kebuntingan (Toelihere, 1993).
Comments
Post a Comment