Cara Ternak Babi : PERKAWINAN BABI

Hanya pada saat-saat birahi saja, babi mau menerima pejantan atau dapat dikawinkan. Tanpa timbul birahi, babi tidak dapat dipaksakan kawin. Oleh karena itu peternak secara cepat mengetahui masa birahinya. Rata-rata interval tiap sesi proses yang mempengaruhi fertilisasi babi adalah sebagai berikut:
a)      Umur saat pubertas   : 4-7 (bulan) rata-rata 6 (bulan)
b)      Lama birahi               : 1-5 (hari) rata-rata 2-3 (hari)
c)      Panjang siklus birahi : 18-24 (hari) rata-rata 21 (hari)
Untuk mengetahui saat birahi seekor babi secara tepat, kita perlu mengetahui tanda-tanda birahi. Tanda-tanda birahi yang dapat ditemukan pada seekor babi adalah sebagai berikut :
a)      Babi nampak gelisah dan berteriak-teriak
b)      Kemaluan bengkak, pada vulva nampak merah, bagi babi induk yang sudah sering beranak biasanya tak begitu nampak merah
c)      Selalu mencoba menaiki temannya, atau ingin keluar dari kandang
d)     Bila punggung diberi beban atau diduduki diam saja.
e)      Dari kemaluan sering keluar lendir.
Menurut penelitian, ovulasi dimulai dengan terlepasnya sel telur dari indung telur 30-35 jam atau hari kedua setelah gejalah birahi terlihat. Sedang sel jantan (sperma) yang ada didalam vagina cervix akan saling bertemu pada saluran telur (oviduc) bagian atas dekat ovarium.
Didalam alat reproduksi betina, sperma dapat hidup 24-48 jam. Dan untuk mencapai oviduc memerlukan waktu 4-6 jam. Akan tetapi perlu diketahui bahwa ada sperma yang hidupnya lebih pendek, kurang dari 24 jam setelah terjadi ovulasi dan tidak semua sel telur bisa dibuahi. Jumlah sel telur bisa 12-16, yang masak bersama-sama dan bisa dibuahi. Akan tetapi sering juga sampai 20 buah: sebaliknya, juga tidak jarang hanya 3 atau 4 buah.
Kita mengawinkan babi harus betul-betul tepat pada waktunya, yakni babi dikawinkan pada hari kedua setelah nampak birahi. Terkecuali babi dara (gilt) bisa dikawinkan pada hari pertama dari masa birahi. Karena birahnya babi dara lebih pendek dibanding babi-babi yang pernah beranak. Apabila babi yang sedang birahi itu tidak dikawinkan, birahi akan terulang kembali pada 18 – 24 hari, atau rata-rata 3 minggu (21 hari)
 Khususnya untuk babi dara diperlukan perlakuan khusus. Babi mulai baliq pada umur 5-6 bulan, sudah birahi tapi sebaiknya jangan dikawinkan dulu, karena kedewasaan tubuh baru tercapai pada umur 8-10 bulan dengan berat badan + 100-120 kg.Untuk mencapai konsepsi (pembuahan) yang tinggi hendaknya, babi itu dikawinkan 2 kali selama masa birahi. Babi yang baru dikawinkan hendaknya ditempatkan tepisah dari babi-babi lain, selama 2 hari, diberikan makanan yang baik dan ditempatkan dilingkungan tenang.
Untuk induk yang pernah beranak yang akan dikawinkan kembali, sebelumnya dilakukan penyapian terlebih dahulu. Induk yang habis menyapih pada umumnya akan birahi lagi 3-10 hari. Biasanya babi yang baru menyapi akan kurus, maka sebaiknya perkawinan ditunda dulu sampai babi gemuk dan sehat kembali.
Untuk mengawinkan babi bisa dilakukan dua sistem yakni:
1.      Perkawinan Alam
Pada umumnya perkawinan bisa berlangsung selama 10 – 15 menit. Babi betina yang birahi dimasukkan dalam kandang pejantan, bisa dikawinkan sampai dua kali untuk mendapatkan hasil yang optimal. Betina yang kecil dan jantan yang besar bisa dibantu dengan membuat kandang secara khusus. Perbandingan jantan dan betina : jantan usia 1 tahun adalah 1jantan : 15-20 betina; umur jantan setahun keatas adalah 1 jantan : 30 betina.
2.      Perkawinan buatan = Artificial Insimination (AI) = Insiminasi buatan (IB)
Perkawinan ini adalah memasukkan serma kedalam kelamin betina dengan tindakan manusia.
Keuntungan AI atau IB antara lain dapat memanfaatkan seekor pejantan bisa diperbesar. Perkawinan bisa dilakukan diantara hewan yang tempatnya berjauhan, misalnya babi Indenesia dengan Autralia atu Belanda. Dengan IB, tidaklah setiap peternak memelihara pejantan sendiri sehingga bisa hemat biaya. Pemacek yang karena sesuatu hal, misalnya pejantan terlalu besar, pincang, dst sulit dilakukan, dengan IB dapat dikerjakan.
Sedangkan kelemahan IB yaitu tidak semua inseminator mempunyai pengalaman yang cukup, sehingga hasil kurang terjamin. Kemungkinan akan terbawanya bagian penyakit senantiasa ada, karena pelaksanaannya yang ceroboh. Menyebarkan keturunan yang jelek. Misalnya karena sperma diambil tanpa memilih pejantan yang bagus. Terlalu banya babi yang memiliki keturunan yang sama (inbreed) (sumber : ternakku.net)

Comments