CARA TERNAK BABI : KELAHIRAN DAN PENANGANAN BABI

. Kebuntingan dan Kelahiran

1.      Pemeliharaan Induk Bunting Awal
Segera setelah babi dara (calon induk) atau induk dikawinkan secara tepat, perlu dilakukan pengecekan setiap 20-21 hari selama dua kali berturut-turut untuk memastikan kebuntingan sudah terjadi, yaitu tidak memperlihatkan tanda-tanda estrus. Hari kebuntingan dihitung saat babi dikawinkan, dan hari partus 115 hari kemudian. Bila setelah dikawinkan masih ada tanda estrus, berarti kebuntingan belum terjadi dan induk harus dikawinkan ulang. Sampai tanda estrus tidak nampak setelah kawin ulang, maka tanggal kawin ulang tersebut ditetapkan sebagai hari awal kebuntingan dan partus ditetapkan 115 hari berikutnya.
Jika keadaan memungkinkan, setelah babi dara atau induk positif bunting, maka pemeliharaannya harus terpisah dari induk kering/babi dara lainnya yaitu pada kandang khusus induk bunting. Hal ini dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti perkelahian dan sebagainya. Sampai 2,5 bulan pertama tidak ada hal-hal istimewa yang perlu dilakukan dalam menangani induk bunting awal ini. Makanan diberi dalam jumlah biasa, yaitu 2,5 kg/ekor/hari.
2.      Pemeliharaan pada akhir kebuntingan
Sebulan sebelum tanggal penetapan kelahiran disebut sebagai masa kebuntingan akhir. Jika memungkinkan, persiapkan kandang khusus untuk partus. Pada akhir kebuntingan ini, induk tidak dicampur dengan induk kering atau status lainnya. Kandang harus cukup ruangan untuk induk berjalan-jalan (exercise) guna memperlancar peredaran darah saat proses kelahiran. Induk dan kandang harus selalu bersih. Seminggu sebelum partus, induk diperkenalkan dengan kandang beranak. Hal ini perlu untuk induk beradaptasi dengan lingkungan kandang yang baru. Sebelum dimasuki induk untuk beranak, kandang didesinfeksi; dan induk dimandikan,yakni dibersihkan dengan sabun dan air hangat.
Tujuan memelihara induk yaitu menghasilkan dan membesarkan anak-anaknya sampai saat penyapihan. Semakin efisien tugas induk semakin besar profit suatu usaha peternakan babi. Profit di dalam usaha peternakan babi secara sederhana diukur dengan rumus: profit = output – input cost (hasil penjualan dikurangi biaya produksi). Bila lama laktasi 6 minggu, maka hitungan siklus melahirkan induk adalah 365 : 163  = 2,23 kali/tahun. 
            3.      Pemberian makan induk bunting
Keinginan memberikan makan induk babi sebanyak mungkin agar menghasilkan air susu sebanyak mungkin, mempertahankan kondisi tubuh jumlah besar anak-anak tetap  berat. Agar supaya induk babi dapat menghasilkan panas sekitarnya dan mencegah untuk bergerak maka tempatkan induk babi tersebut dalam luasan kandang terbatas sehingga akan memudahkan juga penggunakan kandang sapihan. Penggunaan panas kandang dengan lampu rumah yang sulit bagi sebagian masyarakat akan memberikan pengaruh pada induk babi. Pembuktian cara alternatif yang ekonomis dan lebih efisien dan jauh lebih maju harus terus dilakukan.
Jumlah konsumsi induk babi tergantung pada suhu lingkungan. Suhu kandang yang ideal untuk induk babi bunting adalah antara 64-68° F, tetapi yang ideal untuk anak babi pada 102°F. Perbedaan ini merupakan kesulitan utama. Untuk setiap peningkatan 2° F suhu lingkungan di atas 68° F, induk babi akan mengurangi jumlah konsumsi 0,5 kg pakan per hari. Setelah periode penyapihan, penting memberikan pakan induk hingga terus meningkat pada hari ke-10 masa laktasi. Tetapi pemberian makanan berlebihan bagi induk bunting, akan membuat nafsu makannya menurun. Peningkatan gizi harus mencerminkan peningkatan volume produksi air susu induk.
Proses kelahiran (partus) merupakan salah satu faktor paling kritis dalam keseluruhan proses produksi ternak babi, dalam hubungan dengan kesejahteraan induk babi dan anak-anaknya. Berbagai hal dapat terjadi yang dapat menyebabkan kematian atau setidaknya menurunkan efisiensi pemeliharaan induk dan anak-anaknya. Oleh sebab itu penting sekali untuk menghasilkan suatu kelahiran normal, dan mengetahui secara dini bila ada kelainan supaya dapat diambil tindakan secepatnya.
            4.      Proses beranak (farrowing process)
Pernahkah terpikir bahwa saat anak babi lahir, maka sistem produksi induk akan terpengaruh? Proses kelahiran anak babi merupakan perubahan drastis suhu yang konstan 103° F menjadi 36° F. Dari suhu hangat tubuh induk anak babi akan keluar berpindah melalui leher rahim menuju ke suatu tempat dengan kondisi dalam keadaan basah serta dingin berangin. Anak babi keluar dan terjatuh ke tempat di tengah-tengah alas kering yang sebagian merupakan tumpukan kotoran babi.
Hal seperti ini sering terjadi tetapi sebagian besar anak-anak babi mampu bertahan. Tetapi, apabila terjadi stress dalam proses kelahiran atau tidak berjalan baik, maka akan berpengaruh negatif pada potensi produktivitas babi. Jika hal itu terjadi pada proses beranak (partus), dapat mengakibatkan anak babi tidak bertumbuh dengan baik sehinga tidak mencapai berat ideal saat pemotongan.
Karena laju pertumbuhan berkurang, rendah pula konversi pakan menjadi daging selama proses pertumbuhan anak babi. Dari sudut ekonomi, masih lebih baik anak babi mati pada saat masih kecil, dianggap sebagai risiko kerugian pada tahap awal. Sementara itu induk dapat menyusui mereka yang selamat untuk mendapatkan pengganti energi cadangannya yang rendah. Induk akan mendapatkan sumber panas tubuh dari putingnya sehingga dapat melanjutkan produktivitasnya.
Pada proses partus, ada persyaratan unik yang harus diperhatikan bagi anak babi. Setiap individu harus dirawat tersendiri agar dapat mengurangi stress yang dialaminya. Idealnya anak-anak babi harus dikeringkan pada saat lahir, dan dimasukkan ke dalam iklim mikro pada 102 °F, dan disusui segera setelah induknya siap. Pada umumnya proses partus terjadi pada malam hari tanpa pengawasan, kecuali kalau ada perlakuan  prostaglandin untuk mengatur waktu partus.
Tubuh anak babi memiliki luas permukaan yang relatif sangat besar dibandingkan dengan berat badannya sehingga dengan cepat akan kehilangan panas dan cadangan energi, maka kebutuhan panas dalam keadaan kering sangat penting. Setelah selesai proses partus, persyaratan lingkungan anak babi dapat disiapkan dengan menyediakan tempat beriklim mikro yang sesuai. Tempat itu harus dekat dengan induknya, tapi masih melindungi anak dari tindihan induk babi (crushing), dan meminimalisasi pengaruh panas induk babi. Tempat tersebut disebut kandang sapihan (brooder) yang harus mudah dikontrol.
             5.      Proses partus induk babi
Tanda-tanda induk akan memasuki periode partus adalah setelah gangguan bergerak teratasi, induk mulai terlihat duduk dan mencoba membuat sarang untuk persiapan partus meskipun tidak tersedia material baginya. Selanjutnya peternak akan mengarahkan induk babi ke kandang tempat beranak, suhu tubuhnya meningkat, dan mulai terlihat tanda kesakitan. Kontraksi datang cepat, dan terlihat mulai ganas karena rasa sakitnya. Setelah mengalami kelelahan beberapa jam, induk tua dapat mengatur kondisi otot yang baik sebelum proses partus. Jika beranak dengan jumlah ’litter size’ 13 dalam selang waktu 20 menit per kelahiran, maka akan memakan waktu rata-rata 260 menit atau 4 jam lebih.
Apabila kondisinya lemah, induk akan cepat menjadi lelah sehingga proses pengeluaran foetus lebih lama, yang akan mengakibatkan anak babi mati lemas, dan hasilnya lahir mati. Anak babi yang lain akan kekurangan oksigen (anoxia) dan akan cacat permanen walaupun dapat bertahan hidup. Karena aktivitas otot dan sumber panas punggungnya, induk babi pun menjadi rentan terhadap panas yang disebabkan kelelahan, sehingga akan melahirkan anak-anak babi yang sudah mati.
             6.      Pemberian makanan pada induk menyusui
Setelah beranak atau proses partus sampai beberapa hari, nafsu makan induk babi pun menurun. Karena itu perlu pemberian air minum yang banyak. Setelah 3 hari, ransum makanan induk diberikan agar produktivitas air susu induk sesuai dengan jumlah anak.
             7.      Pemeliharaan anak-anak babi yang baru lahir
Tiga hari pertama setelah beranak merupakan masa kritis, sebab anak babi sangat peka terhadap berbagai bahaya. Tanpa bulu-bulu yang cukup untuk melindungi tubuhnya, anak-anak babi sangat peka terhadap udara dingin. Kemungkinan terinjak atau terhimpit oleh induk, atau kelaparan bila produksi susu induk jelek sehingga anak kekurangan gizi dan lemah.
Perhatikan baik-baik anak-anak babi ini bila menjerit lapar. Perhatikan dan periksa puting susu atau ambing induknya: bila terasa sangat panas atau sangat dingin, segera panggil dokter hewan untuk dibedah. Setelah 3 hari pertama masa kritis berlalu, anak-anak babi akan menjadi lebih baik. Pada masa setelah kelahiran (post farrowing), adalah penting mengarahkan anak-anak babi sampai ke ambing supaya mendapatkan konsumsi kolostrum.
Ternak muda memiliki kemampuan untuk menyerap antibodi secara langsung ke dalam aliran darah untuk beberapa jam pertama setelah lahir. Kemampuan tersebut kemudian akan berkurang karena penambahan usia, dan terutama setelah cairan pertama tertelan. Oleh karena itu penting bahwa semua anak-anak babi harus dapat menyusui kolostrum yang kaya antibodi.
Dalam kandang besar, praktik perlakuan yang baik adalah mengumpulkan anak babi yang pertama lahir, dan membatasi mereka di daerah ‘creep feeder’ supaya akses ke ambing anak-anak babi yang lahir kemudian tidak terhalang.

sumber : muslimktp.blogspot.com

Comments

Post a Comment